Kategori
Agenda Diskusi

Liputan dan Penulisan “Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft”

BANGKA – Chik Rini dari Banda Aceh mendiskusikan bagaimana dia meneliti, wawancara, dan menulis laporan “Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft” tentang penembakan 3 Mei 1999 di Lhokseumawe, termasuk memilih lima wartawan, guna menggerakkan naskah tersebut.

Laporan “Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft” selengkapnya klik di sini….

Dalam diskusi daring Yayasan Pantau bersama moderator Andreas Harsono pada 29 Mei 2020. Iyok Baswara, seorang penyiar yang lakukan voice over juga ikut bicara. Baswara dan rekan-rekannya bekerja untuk Kontras, organisasi hak asasi manusia di Jakarta dan Banda Aceh, yang menerbitkan podcast “Sebuah Kegilaan Simpang Kraft” sepanjang satu setengah jam guna memperingati 19 tahun penembakan di Simpang Kraft pada 3 Mei 2020.

Podcast “Sebuah Kegilaan Simpang Kraft” selengkapnya klik di sini….

Chik Rini menerangkan bahwa dia perlu empat bulan buat riset dan wawancara 30-an narasumber di Banda Aceh, Jakarta, Lhokseumawe, dan Medan. Dia naik kapal untuk pergi ke Jakarta untuk wawancara dua wartawan RCTI, Imam Wahyudi (reporter) dan Fipin Kurniawan (kamerawan), yang meliput penembakan.

“Mas Imam ingatan kuat sekali, sangat detail. Dia mengajak saya ke ruang video RCTI di Kebun Jeruk. Saya lihat video dan memakai tape (recorder) untuk merekam,” kata Chik Rini.

Di Lhokseumawe, Chik Rini wawancara Umar H. Nurdin, Ali Raban dan Azhari, masing-masing wartawan buat RCTI, Metro TV dan Antara. Ali Raban, sebagai kamerawan, merekam penembakan dan mengirim video kepada Associated Press.

Dia membuat transkrip berbagai wawancara tersebut serta mengetik rekaman video agar mendapatkan suasana di lokasi penembakan. Ia juga membaca laporan organisasi hak asasi, tim pencari fakta pimpinan Camat Dewantara Marzuki Muhammad Amin (belakangan jadi Walikota Lhokseumawe) maupun dokumen Komando Distrik Militer Bukit Barisan.

“Ada seorang kolonel memberikan laporan Kodam,” kata Chik Rini.

Berbagai riset tersebut membuat Rini punya daftar nama para korban: setidaknya 46 orang tewas, 156 orang luka, dan sepuluh orang hilang.

Ketika menulis, Chik Rini tinggal mencari alinea relevan dari ratusan halaman transkrip untuk masuk dalam struktur yang dibuatnya.

Strukturnya apa? Chik Rini sebelumnya baca karya John Hersey berjudul “Hiroshima” (1946) dan meniru strukturnya, dimana ada enam karakter yang selamat dari bom nuklir pada 7 Agustus 1945. Hersey menjadi enam orang tersebut sebagai tokoh buat bercerita.

Chik Rini memerlukan waktu sebulan buat menunggu dan menjawab editing dari redaksi majalah Pantau –melibatkan redaktur Andreas, Agus Sopian dan Linda Christanty. Akhirnya, naskah terbit pada Mei 2002 total sekitar 12,000 kata.

Ada peserta tanya apakah Chik Rini dapat intimidasi?

Chik Rini jawab Pantau tak beredar luas di Aceh. Dia merasa baik-baik. Dia juga mengungkap fakta dengan riset mendalam.

Struktur “Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft” adalah kronologi namun diberi epilog. Chik Rini mengambarkannya mirip belah ketupat.

Diskusi ini mensyarakatkan peserta, sekitar 100 orang sesuai kapasitas Google Meet, untuk membaca terlebih dulu tujuh pertimbangan dalam menulis panjang. Pertimbangan tersebut dijabarkan oleh Robert Vare dari majalah The New Yorker.

Doc. Pribadi Chik Rini

Rumah Chik Rini di Banda Aceh namun keluarganya pernah tinggal di Krueng Geukeuh, Lhokseumawe, daerah dimana pembantaian 1999 terjadi. Dia punya banyak kenalan termasuk “abang becak.” Dia naik becak untuk pindah dari sumber satu ke sumber lain. Usianya waktu liputan baru 26 tahun.

Iyok Baswara menambahkan bahwa naskah ini cocok buat dijadikan audio-book. Dia dan rekan-rekannya senang ketika dihubungi Kontras buat bikin podcast. Mereka memakai “voice bank” guna mencari suara tembakan, suara motor, suara truk. Mereka hanya punya waktu tiga hari buat persiapan. Total Baswara menghabiskan delapan jam guna merekam naskah 12,000 kata tersebut.

Ketika ditanya apa yang paling repot ketika liputan, Chik Rini menjawab dia di Jakarta diminta kembali ke Kreung Gekeuh, kembali ke lapangan untuk mendapatkan gambaran. Rini juga bilang judul “kegilaan” dalam tulisannya adalah saran dari editor.

Kata “kegilaan” diambil dari ucapan Imam Wahyudi. Chik Rini sendiri lupa judul yang dia usulkan. “Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft” menurutnya bagus dan kuat.

Wartawan Jakarta Post Margareth Aritonang mengatakan, “Senang aku dengan kerendahan hatinya. Wartawan, baik yang junior dan senior sekarang jarang yang punya kegigihan seperti ini. Yang muda manja, yang tua dan menjelang tua, lelah dengan idealisme.”

Tanya-jawab ada lebih dari 30 penanya. Banyak yang tanya soal metode riset. Chik Rini menekankan wartawan harus bersandar terutama pada reportasenya sendiri. “Walaupun kita sudah dapat rekaman, kita tetap harus ke lapangan,” katanya.

Lilik Hastuti Setyowatiningsih, seorang penulis Jakarta, mengatakan, “Formula tulisan bagus memang tidak jauh-jauh dari  paduan antara penulis yang bagus dan ulet, cerita yang menarik (cerita konflik pasti menarik), reportase dan riset yang dalam, dan… ketemu editor yang bagus!”

Yayasan Pantau juga memutar video Ali Raban dengan suara rendah buat menggambarkan kejadian di lapangan. Chik Rini menerangkan persimpangan Jalan Aceh-Medan dan jalan yang menuju pabrik pabrik kertas PT Kertas Kraft Aceh.

Tujuh pertimbangan buat menulis panjang, menurut Robert Vare, adalah fakta, konflik, karakter, akses, emosi, perjalanan waktu, dan kebaruan. Chik Rini menekankan bahwa naskah tersebut hanya berlangsung “dua hari” dari 2 Mei sampai 3 Mei malam hari. Ia memenuhi tujuh syarat tersebut.

Kelas selanjutnya…

Online Writing Class: Kejarlah Daku Kau Kusekolahkan oleh Alfian Hamzah.
Jumat, 19 Juni 2020 pukul 05.00 – 18.30 WIB.

Kategori
Agenda

Represifitas Masih Terjadi, Perlawanan Belum Berhenti

            Mendekati penghujung tahun 2019 pers mahasiswa masih tetap belum terbebas dari berbagai macam represifitas baik yang dilakukan oleh birokrat kampus maupun pihak eksternal lainnya. Kasus terbaru dari LPM Teropong menambah panjang daftar LPM yang dicederai kebebasannya saat melakukan kerja-kerja jurnalistik. Melihat fenomena yang tak kunjung selesai ini, maka Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) bersama dengan Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia Dewan Kota Semarang dan Forum Alumni Aktivis (FAA) PPMI mengangkat tema Pers Mahasiswa Melawan Represifitas untuk Merajut Kebhinekaan dalam Reuni Nasional dan Dies Natalis PPMI XXVII yang akan diadakan di Semarang pada 25-28 Oktober 2019.

            Agenda ini merupakan salah satu agenda PPMI yang disepakati pada Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) di Ponorogo lalu. Dalam forum itu pula PPMI DK Semarang diamanatkan sebagai lokasi tempat diselenggarakannya Reuni Nasional dan Dies Natalis PPMI XXVII. Berbagai agenda telah disiapkan untuk seluruh peserta mulai dari Temu Alumni PPMI, Seminar Nasional, Sarasehan, Pelatihan Fact Checking dan Workshop Jurnalisme Data. Beberapa lomba juga turut dilaksanakan untuk memeriahkan agenda ini seperti lomba majalah, lomba website dan lomba fotografi.

            Detail lengkap kegiatan ini dapat dilihat melalui proposal undangan pada link berikut https://drive.google.com/file/d/1ZMvs8DmuWkjZko8WVXA3DTKlMZii2o8Y/view?usp=drivesdk  atau bit.ly/Ppmi10. Selamat membaca dan mempersiapkan diri untuk mengikuti keseluruhan rangkaian acaranya.

Kategori
Agenda

Rapat Pimpinan Nasional PPMI di Banjarmasin

Pers Mahasiswa terus berkembang mengikuti arus zaman yang semakin modern, baik dalam penyajian berita dan juga konsistensi pengawalan isu. Meningkatnya pengguna internet khususnya konsumsi media sosial, dibaca oleh Pers Mahasiswa sebagai peluang apik dalam melakukan gerakan sekaligus memproduksi karya. Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) mencatat setidaknya terdapat 200 lebih media daring yang dimiliki pers mahasiswa. Dari situ, Pers Mahasiswa terus memproduksi karya-karya jurnalistik dengan lebih kreatif dan inovatif dengan penyebaran yang lebih luas. Sehingga dapat melakukan pengawalan isu dengan lebih masif.

Pada Musyawarah Kerja Nasional (MUKERNAS) Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia di Bali lalu, menghasilkan sikap bahwa Pers Mahasiswa kini perlu memfokuskan dan mengawal secara lebih serius lagi isu local yang ada didaerahnya masing-masing. Melihat isu di setiap daerah bervariatif dan sangat penting untuk dikawal. Hal tersebut juga mempertegas arah gerak pers mahasiswa sebagai media alternative dan juga perannya dalam gerakan mahasiswa. Isu-isu lokal yang ada di daerah ini pun sering kali bersinggungan dengan Hak Asasi Manusia. Ini membuat isu seputar HAM sendiri tidak pernah ada matinya, baik ditingkal lokal maupun nasional.

Dari cacatan KOMNAS HAM adanya indikasi pelanggaran HAM terhadap kelompok minoritas dan para pemeluk agama lokal atau aliran kepercayaan dan ada hakhak sipil dan politik lain yang dilanggar oleh aparatur Negara. Belum lagi kekerasan dan pelanggaran HAM di masa lalu yang belum terselesaikan hingga hari ini. Dan masih terdapat 8 (delapan) kasus pelanggaran HAM yang berat yang penuntasannya belum menunjukan hasil yang menggembirakan. Di antaranya: Peristiwa 1965-1966, Peristiwa Penembakan Misterius 1982-1985, Peristiwa Talangsari 1989, Peristiwa Penghilangan Orang Secara Paksa, Peristiwa Kerusuhan Mei 1998, Peristiwa Triksakti, Semanggi I dan Semanggi II, dan Peristiwa Wasior, dan Peristiwa Wamena.

Sementara itu cacatan dari Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) adanya penyiksaan dan tindakan kejam dilakukan aparat kepolisian dan TNI. Tercatat 163 kasus penyiksaan pada tahun 2016-2017. Sementara dari Januari hingga Oktober 2017, pratik penyiksaan terbanyak pihak kepolisian mencapai 84, sedangkan TNI 29 dan sipil 19. Belum lagi kekerasan dan pelanggaran HAM di Papua.

Dua tahun belakangan ini, Indonesia sedang dilanda krisis kemanusian.Terjadi banyak kasus-kasus ekologi yang disertai dengan perampasan Hak Asasi Manusia (HAM). Di beberapa wilayah di tanah air terjadi perampasan hak hidup dan agraria oleh korporat direstui oleh Negara seperti aktivitas pertambangan dan perkebunan kelapa sawit di berbagai daerah di Kalimantan Selatan merusak lingkungan, ekonomi dan social masyarakat, reklamasi Teluk Benoa, Bali –yang berakibat merusak ekosistem laut Teluk Benoa. Tambang Tumpang Pitu, Banyuwangi –limbah tambang dapat mencemari laut dan lahan pertanian produktif warga. Pembangunan Pabrik Semen, Kendeng merusak mata air yang digunakan warga sebagai sumber penghidupan bertani atau memenuhi kebutuhan sehari-hari. Serta Pembangunan Bandara Kulon Progo, Yogyakarta – perampasan tanah warga oleh elit-elit feodal melalui legalitas hukum negara.

Kasus-kasus diatas selalu diiringi tindak represif oleh pihak pemodal melalui aparatur Negara. Pemukulan, intimidasi, penggusuran, hingga kriminalisasi marak dilakukan. Hal tersebut terus menambah catatan buram pelanggaran HAM di Indonesia.

Melihat kondisi tersebut, Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) yang telah berkomitmen dalam mengawal isu-isu lokal perlu membuat serta merumuskan strategi dalam melakukan gerakan pengawalan agar lebih efektif dan efisien.Oleh karena itu PPMI perlu melakukan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) untuk merumuskan gerakan pengawalan isu, serta membicarakan permasalahan internal organisasi yang memang sangat perlu untuk segera diselesaikan. Mari bergerak dan terus melawan ketidakadilan, panjang umur perlawanan.

 

Unduh proposal kegiatan Rapimnas III PPMI 2018 lewat tautan berikut: https://drive.google.com/open?id=1tUC0JgjBORmbdoAyqUtZdHZJcLBj5NHb

Salam Pers Mahasiswa !!!

 

Catatan: Jika ada kesalahan dalam penulisan nama atau identitas, silahkan hubungi sekjend kotanya masing-masing

Kategori
Agenda

Lomba Essay Nasional PLASMA EVENT 2017

Hidup Mahasiswa !!!

Salam Pers Mahasiswa !!!

 

Unit Kegiatan Mahasiswa Pers Goresan – Pena Jurnalis Dan Media Aspirasi Mahasiswa (UKM Pers G-PLASMA) Politeknik Negeri Madiun, dengan penuh syukur dan bangga mempersembahkan :

 

Lomba Essay Nasional PLASMA EVENT 2017

Dengan Tema : “Media Pers

Sub Tema :

  1. Media Pers kritis, Informatif dan Kreatif.
  2. Dampak Teknologi Modern terhadap Media Pers.
  3. Mimpiku untuk Independensi Media Pers Indonesia.

 

Syarat dan Ketetuan :

  • Peserta terdaftar sebagai mahasiswa (D3/D4/S1) aktif perguruan tinggi di Indonesia dibuktikan dengan scan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) atau surat keterangan aktif dari perguruan tinggi yang bersangkutan.
  • Peserta wajib mengikuti akun Instagram UKM Pers G-PLASMA yaitu gplasma_pnm
  • Peserta berbentuk individu/perorangan.
  • Setiap peserta hanya diperbolehkan mengirim maksimal 2 naskah essay yang berbeda dan melakukan pembayaran sesuai dengan jumlah naskah yang dikirim.
  • Membayar biaya pendaftaran sebesar 30.000/naskah. Pembayaran dilakukan transfer ATM Bank BRI ke No. Rekening 6500-01-012376-53-4 A.n Dila Rasna Putri, ATM Bank BNI dengan No. Rekening 0455412473 A.n Linda Dwi Kartika

 

Informasi lebih lengkap download Buku Panduan di http://bit.ly/essayplasmaevent2017

 

Agenda Kegiatan :

  • 4 Agustus – 4 September 2017 = Pendaftaran-Pembayaran-Pengumpulan Berkas
  • 5 September – 7 Oktober 2017 = Penjurian
  • 9 Oktober 2017 = Pengumuman Pemenang
  • 14 Oktober 2017 = Acara Puncak Seminar Nasional Plasma Event 2017

Hadiah Pemenang :

Juara 1 : Sertifikat + Uang Pembinaan + Tiket seminar Nasional PLASMA EVENT 2017

Juara 2 : Sertifikat + Uang Pembinaan + Tiket seminar Nasional  PLASMA EVENT 2017

Juara 3 : Sertifikat + Uang Pembinaan + Tiket seminar Nasional  PLASMA EVENT 2017

SEMUA PESERTA MENDAPATKAN E-SERTIFIKAT

 

Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui :

  • pers@pnm.ac.id
  • Instagram: gplasma_pnm
  • Fanpage : Goresan pena jurnalis dan media aspirasi mahasiswa
  • Safira (085733003080), Nabih (082338191096), Arinda (085854414967)

 

Kategori
Agenda Berita

Mukernas PPMI 2017 di Bali

Raden Mas Djokomono Tirto Adhi Soerjo (T.A.S) adalah seorang tokoh pers dan tokoh kebangkitan nasional Indonesia. Tirto juga dikenal sebagai perintis persuratkabaran dan kewartawanan nasional Indonesia. Bahkan, Tirto menjadi orang pertama di Indonesia yang menggunakan surat kabar sebagai alat propaganda dan pembentuk pendapat umum. Menjadi orang pertama yang menggunakan pers sebagai senjata pembela keadilan dan alat perjuangan inilah yang akhirnya membuatnya mendapat gelar Bapak Pers Nasional.

Berkaca dari perjuangan tersebut, semua lapisan yang bergerak pada dunia pers seharusnya sadar, bahwasannya mereka terjun dalam sebuah pekerjaan menjunjung prinsip kebenaran ini. Ini pun menjadi sebuah “peluru-peluru” yang mampu membawa perubahan. Peluru-peluru tersebut berbahan sebuah wacana, fakta, inspirasi, kritik, yang mereka suguhkan dalam sebuah tulisan jurnalistik.

Peran pers saat ini pun digunakan sebagai alat propaganda untuk merubah sudut pandang pembacanya. Pembaca atau penikmat media dapat diarahkan kemanapun untuk melihat sebuah objek atau peristiwa. Dari sinilah, dapat dilihat bagaimana media sebenarnya berperan dalam menggerakan kemudi perubahan.

Pers saat ini tentu tidaklah seberat pekerja pers pada zaman pra-kemerdekaan. Pers saat ini lebih mudah (secara kerja jurnalistik) karena kran demokrasi dibuka selebar-lebarnya. Pada masa reformasi ini, dengan keluarnya UU no.40 Thn 1999 tentang pers, maka pers nasional melaksanakan peranan sebagai berikut:

1. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan informasi
2. Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya suatu supremasi hukum dan HAM, serta menghormati kebhinekaan.
3. Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat, dan benar.
4. Melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum.
5. Memperjuangkan kebenaran dan keadilan.

Secara umum, pers harus mampu memeperjuangkan objektivitas, menjadi alat pendidikan, alat penyalur aspirasi, sebagai lembaga pengawasan dan juga sebagai upaya untuk penggalangan opini umum. Dengan demikian, pers dapat berfungsi sebagai alat perjuangan bangsa.

Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) yang berdiri sejak tanggal 15 Oktober 1992 di Malang, Jawa Timur menjadi wadah persma yang ada di Indonesia. Semenjak tahun 1992 sampai 2016, tiap-tiap kota bergiliran menjadi tempat/tuan rumah acara PPMI. Yogyakarta menjadi tempat diselenggarakannya Kongres XII PPMI menghasilkan Sekretaris Jendral Nasional baru sekaligus memberikan rekomendasi PPMI Bali sebagai tuan rumah Musyawarah Kerja Nasional (MUKERNAS) PPMI.

Sebelumnya, Bali juga pernah menjadi tuan rumah Dies Natalis XX PPMI Nasional pada tahun 2013 lalu. Suatu kebanggaan PPMI Bali kembali dapat menjadi tempat pembahasan PPMI untuk menentukan langkah-langkah strategis PPMI selanjutnya. Tempat berkumpulnya seluruh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) dari seluruh Indonesia guna membahas isu bersama baik isu daerah ke pusat maupun pusat ke daerah dengan mengambil peran bersama sebagai bentuk komitmen.

Dalam Mukernas PPMI ke XI yang diselenggarakan di Kampus Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar, Jalan Ratna nomor 51, Denpasar, Bali akan diawali dengan bincang-bincang bersama dengan mengambil pokok pembahasan mengenai masa depan Pers Mahasiswa (Persma) dan media umum dalam menghadapi dunia global. Acara ini pun dikemas dengan model talk show agar terkesan lebih santai.

Adapun para pembicara yang diundang, diantaranya dari pihak Kementrian Komunikasi dan Informasi RI, Dewan Pers dan salah satu komunitas yang menggunakan media sebagai alat perjuangan di Bali. Para pembicara ini akan diarahkan oleh moderator untuk membahas persoalan yang kerap dihadapi oleh para awak media. Nantinya, para pembicara diharapkan mampu memberikan solusi konkrit untuk dunia pers ke depan, khususnya terkait masa depan persma.

Unduh undangan dan proposal kegiatan Mukernas XI PPMI 2017 lewat tautan berikut: bit.ly/MukernasPPMI2017

Salam pers mahasiswa!

Salam juang!

Kategori
Agenda

Talkshow Kepenulisan “Tajamkan Indera, Bicara dengan Karya “

Lembaga Pers Mahasiswa Solidaritas mempersembahkan Talkshow Kepenulisan bersama:

Dahlan Iskan (CEO PT. Jawa Pos 1988-2005) *sedang dalam konfirmasi dan Dee Lestari (Penulis Novel best seller Filosofi Kopi, Supernova, Madre, Rectoverso, Perahu Kertas)

Tema: Tajamkan Indera, Bicara dengan Karya

Harga Tiket Masuk:

Pre-sale  1  19 Sept – 9 oKt UINSA 30K | UMUM 35K
Pre-sale  2  10 OKT – 19 oKt UINSA 35K | UMUM 40K
OTS (ON THE SPOT) 50K

Waktu: Kamis, 20 Oktober 2016 | Regristration 08.00 WIB

Tempat: Gedung Sport Centre and Multipurpose UIN Sunan Ampel Surabaya

Pendaftaran: Kunjungi Stand Pendaftaran di Blok M UINSA dan hubungi Contact Person 0857 3567 6585 (IIF)

Ayo hadir!!! Pesan tiket secepatnya!!!

Kategori
Agenda

Lomba Menulis Esai Nasional dan Fotografi

 

Tema: “Pemuda dan Pembangunan Berkelanjutan”

Sub Tema: Pendidikan, Ekonomi, Lingkungan, Sosial dan Budaya

Timeline:
Pendaftaran dan Pengiriman Esai: 15 Agustus – 25 September 2016
Penilaian: 26 September – 10 Oktober 2016
Pengumuman 10 besar: 11 Oktober 2016
Presentasi karya 10 besar: 18 Oktober 2016
Pengumuman Pemenang: 19 Oktober 2016

Pendaftaran: bit.ly/formcpjf2016

Penghargaan:
Juara 1: Rp. 1.500 .000 + Trophy + Sertifikat Penghargaan + Tiket Talkshow
Juara 2: Rp. 1000.000 + Trophy + Sertifikat Penghargaan + Tiket Talkshow
Juara 3: Rp. 750.000 + Trophy + Sertifikat Penghargaan + Tiket Talkshow
Informasi lebih lanjut: festival.solidaritas-uinsa.org

CP: Moh. Mizan Asrori (0878 5009 9491)
Dipersembahkan oleh LPM Solidaritas UIN Sunan Ampel Surabaya
Facebook: LPM Solidaritas UIN Sunan Ampel Surabaya
Twitter: @LPMSolidaritas
Instagram: lpmsolidaritas
Website: solidaritas-uinsa.org

IMG-20160825-WA0002

IMG-20160825-WA0003

Kategori
Agenda

Diskusi Publik Senjakala Media Cetak

 

Dewasa ini, media cetak seperti sedang berjalan tertatih. Dampaknya, menerpa pada semua komponen yang bekerja di media berbasis cetak. Pertanyaanya adalah, apakah surat kabar dan media cetak lain sudah tiba pada akhir peradabannya?

Banyak faktor yang mendasari ramalan tamatnya media cetak, salah satunya adalah derasnya arus perkembangan teknologi di era yang serba konvergensi. Inilah yang pada akhirnya berdampak pada bisnis media, pengiklan pun mulai melirik media platform lain untuk jadi sasaran investasinya.

Hasilnya banyak nama-nama besar media cetak yang tutup usia. Seperti Majalah Fortune, Chip and Jeep yang merupakan anak usaha dari raksasa Kompas Gramedia. Juga beberapa nama surat kabar harian dan majalah mingguan lain tak terhintung jumlahnya kini telah gulung tikar dalam rentan waktu 2010 hingga 2016.

Acta Surya adalah Lembaga Pers Mahasiswa yang turut berkontribusi dalam pemberitaan dan penerbitannya masih menggunakan media konvensional; cetak. Dan dengan kekhawatiran ini, Acta Surya akan menghelat Diskusi Publik yang bertemakan ‘Senjakala Media Cetak’

Mari bersama berdiskusi, mengkritisi, dan mencari solusi.
Waktu : Selasa, 26 April 2016
Pukul : 14.00 – Selesai.
Tempat : Auditorium Stikosa-AWS
Pembicara :
• Zaenal Arifin Emka (Dosen Jurnalistik Stikosa-AWS)
• Budi Sugiharto (Kepala Biro Detik.com Surabaya)
• Perwakilan AJI (Aliansi Jurnalis Independen Surabaya)
• Wijayanto Wijaya (Pemimpin Redaksi Radar Surabaya)

Terbatas hanya untuk 100 audiens – Gratis

Kategori
Agenda

Comminfest 2016: The New Spirit of Local Wisdom

Globalisasi, kemajuan teknologi dan lemahnya semangat memiliki negeri ini cukup berpengaruh menggeser kearifan lokal. Ketakutan akan kehilangan identitas diri jelas menjadi keresahan bagi kita semua sebagai bangsa. Melalui Comminfest 2016, Artriwara yang menjadi salah satu mata lomba di dalamnya mencoba menggali lebih dalam isu-isu tersebut. Dengan tema “The New Spirit of Local Wisdom”, kami ingin mengajak mahasiswa untuk menuangkan ide dan aspirasinya mengenai kearifan lokal bangsa yang kini mulai terkikis akibat perubahan zaman.

PENDAFTARAN & BRIEF ARTRIWARA 2016 resmi dibuka hari ini. Segera daftarkan tim mu!

Informasi lebih lanjut klik www.fisip.uajy.ac.id/comminfest. Twitter: @Comminfest / @TERASPersUajy. CP: 085729917233 (Benedith Maria).

Artriwara

Kategori
Agenda

Journalist Days 2016

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia dan Badan Otonom Economica
dengan bangga mempersembahkan:

Journalist Days 2016
“Menyingkap Tabir di Balik Layar Industri Media”

Senin, 25 April 2016
Training
Penulisan:
– Hasyim Widhiarto – Jurnalis the Jakarta Post
– Isjet – Editor Kompasiana
News Anchor:
– Angie Ang – News Anchor NET

Selasa, 26 April 2016
Media Visit
Metro TV dan Media Indonesia

Kamis, 28 April 2016
Seminar Nasional
dengan pembicara:
– Enda Nasution (CEO Sebangsa)*
– Pepih Nugraha (Pendiri Kompasiana)
– Paulus Widiyanto (Mantan Anggota DPR)*
– Judhariksawan (Ketua KPI)
– Teguh Wicaksono (Partnership Manager Twitter), dll!

Harga tiket termasuk goodie bag + sertifikat + makan siang (1 paket McD):
Seminar Rp 35.000
Training (+ seminar) Rp 70.000
Media Visit (+seminar) Rp 85.000
Full Package (Training, Media Visit, Seminar) Rp 115.000
*harga training untuk satu pilihan training penulisan atau news anchor

Pesan tiket sekarang di:
Jd.economica.id (Pembelian Tiket)
Atau hubungi
Astri (0822 1373 3177)
Angi (0838 7120 8805)

Journalist Days